Luar Negeri
Jadikan Teman | Kirim Pesan
Kapitan Joe
A New Yorker, live and work for many years in Rockefeller center Area, Like to visit Ithaca in Upstate NY and Also Jersey shore. The human heart feels things, the eyes can't see and know what the mind can't understand. Berteman dengan siapapun, mulai dari preman hingga President sudah pernah berdiskusi, hobby menulis apa saja, mulai dari Ekonomi, politik, music bahkan masa depan, dididik dan dibesarkan dengan penuh displin, melebihi tentara, membuat jiwa saya tegar, dan tidak pernah takut menghadapi apapun termasuk malaikat pencabut nyawa, life or die is just about the time.Nasib Tenaga Kerja Wanita Indonesia Tidak Secerah TKW Philippina
REP | 19 June 2011 | 21:32271 8 2 dari 2 Kompasianer menilai aktualHari ini air mata Ibu pertiwi membasahi bumi Nusantara, duka dan nestapa menimpa kembali anak bangsa ini Biyung ( Ibu) Ruyati telah tewas ditangan algojo tukang pancung di Arab Saudi kemarin pagi, ia harus mati karena didakwa membunuh majikannya seorang wanita Arab Saudi. Proses pemancungan terhadap Ibu Ruyati begitu cepat bahkan pihak Pemerintah Indonesia sendiri dalam hal ini Kedubes Indonesia di Arab Saudi tidak mengetahui eksekusi ini entah kurang tanggap atau memang tidak perlu diberitahu oleh Pihak Kerajaan.
Tindakan pemancungan terhadap Ruyati kini menambah catatan hitam nasib tenaga kerja wanita Indonesia di Timur Tengah, aniaya maupun pelecehan sudah hal biasa dihadapi oleh Wanita Indonesia disana, bahkan sering kita melihat bagaimana kisah pilu yang mereka hadapi mulai dari aniaya physic hingga pemerkosaan dari majikan sudah menjadi berita sehari-hari yang dihadapi mereka disana.
Lalu mengapa kita masih saja mengijikan mereka untuk pergi dan bekerja disana? entahlah faktor kesulitan ekonomi menjadi hal utama wanita Indonesia rela mengorbankan dirinya menjadi migrant worker diberbagai belahan dunia saat ini, berbagai macam persoalan rumah tangga membuat mereka terpaksa harus menjadi TKW, hal yang sama pun banyak dialami oleh TKW dari Philippines, akan tetapi para TKW dari Philippines, mereka lebih terdidik dan memiliki ketrampilan bahasa maupun berani berbicara sehingga bila terjadi abuse/pelecehan terhadap mereka, mereka langsung bisa menghubungi kantor Kepolisian maupun konsulat negara mereka.
Berbeda dengan TKW Indonesia, mohon maaf seribu maaf bagimu Wanita Indonesia yang saya banggakan, kalian datang ke negeri orang sama sekali tidak memiliki keterampilan apapun, jangankan untuk berbicara dalam bahasa Inggris, bahasa Arabpun kalian tidak dibekali, tragis memang begitu rendah harga diri wanita Indonesia dimata para tuan dan nyonya dijajirah sana, walau tidak seluruhnya mengalami hal demikian, namun yang sangat disayangkan adalah minimnya pendidikan dan pengetahuan mereka membuat nasib Wanita Indonesia menjadi bulan-bulanan aniaya entah dia di Indonesia apalagi di luar sana.
Tindakan pemancungan terhadap Ruyati kini menambah catatan hitam nasib tenaga kerja wanita Indonesia di Timur Tengah, aniaya maupun pelecehan sudah hal biasa dihadapi oleh Wanita Indonesia disana, bahkan sering kita melihat bagaimana kisah pilu yang mereka hadapi mulai dari aniaya physic hingga pemerkosaan dari majikan sudah menjadi berita sehari-hari yang dihadapi mereka disana.
Lalu mengapa kita masih saja mengijikan mereka untuk pergi dan bekerja disana? entahlah faktor kesulitan ekonomi menjadi hal utama wanita Indonesia rela mengorbankan dirinya menjadi migrant worker diberbagai belahan dunia saat ini, berbagai macam persoalan rumah tangga membuat mereka terpaksa harus menjadi TKW, hal yang sama pun banyak dialami oleh TKW dari Philippines, akan tetapi para TKW dari Philippines, mereka lebih terdidik dan memiliki ketrampilan bahasa maupun berani berbicara sehingga bila terjadi abuse/pelecehan terhadap mereka, mereka langsung bisa menghubungi kantor Kepolisian maupun konsulat negara mereka.
Berbeda dengan TKW Indonesia, mohon maaf seribu maaf bagimu Wanita Indonesia yang saya banggakan, kalian datang ke negeri orang sama sekali tidak memiliki keterampilan apapun, jangankan untuk berbicara dalam bahasa Inggris, bahasa Arabpun kalian tidak dibekali, tragis memang begitu rendah harga diri wanita Indonesia dimata para tuan dan nyonya dijajirah sana, walau tidak seluruhnya mengalami hal demikian, namun yang sangat disayangkan adalah minimnya pendidikan dan pengetahuan mereka membuat nasib Wanita Indonesia menjadi bulan-bulanan aniaya entah dia di Indonesia apalagi di luar sana.
KOMENTAR BERDASARKAN :
Tulis Tanggapan Anda
© 2008 – 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar