About Me

My Blog List

Followers

RSS

Kamis, 15 Desember 2011

Matah Ati Kisah Cinta dan Perjuangan Wanita Jawa


Ca Bau Kan

'Matah Ati' Kisah Cinta dan Perjuangan Wanita Jawa

Rabu, 18 Mei 2011

'Matah Ati' Kisah Cinta dan Perjuangan Wanita Jawa
Cinta adalah dasar dari pementasan drama tari 'Matah Ati'. Kisah cinta Rubiyah kepada tanah Jawa dan cintanya kepada sang pujaan hati Raden Mas Said. Pementasan ini juga terjadi karena cinta Bandoro Raden Ayu Atila Soeryadjaya akan budaya dan seni Jawa.
'Matah Ati' mengisahkan sosok Rubiyah, seorang tokoh pejuang wanita Jawa dalam masa penjajahan VOC. Lahir di Desa Matah, putri seorang ulama bernama Kyai Kasan Nuriman ini dipercaya memiliki kekuatan tertentu. Suatu hari ia menonton pertunjukkan wayang kulit yang diselenggarakan oleh Pangeran Prangwedana atau lebih dikenal dengan Raden Mas Said. Sosok gadis itu ternyata mampu membuat Raden Mas Said terpesona. Kemudian Raden Mas Said mencari tahu tentang gadis itu, yang ternyata bernama Rubiyah.
Raden Mas Said melamar Rubiyah menjadi istrinya. Rubiyah yang sudah mengetahui sosok Raden Mas Said, memang telah mengagumi ksatria yang dikenal keberaniannya melawan kesemena-menaan penjajah VOC itu. Akhirnya ia menerima lamaran tersebut dan sejak ia menikah dengan Raden Mas Said. Rubiyah mendapat nama baru Bandoro Raden Ayu Matah Ati. Matah diambil dari desa kelahirannya dan dapat juga diartikan sebagai sikap melayani hati sang pangeran.
Selama 16 tahun, Rubiyah mendampingi sang suami memimpin pemberontakan melawan VOC. Dari perjuangan Raden Mas Said, Rubiyah terinspirasi dan kemudian ikut berjuang memimpin laskar puteri. Dari Rubiyah lahirlah keturunan Mangkunegaran hingga sekarang. Pada tahun 1787, Rubiyah meninggal dunia dan dimakamkan di daerah asalnya Nglaroh.
Kisah ini adalah kisah nyata pada abad ke-18. Selama dua setengah tahun, Atila Soeryadjaya menyiapkan pementasan ini, dimulai dari pengumpulan data, melakukan berbagai riset termasuk membaca berbagai literatur di perpustakaan Keraton Mangunegaran, Solo.
"Tokoh pejuang perempuan Indonesia dari tanah Jawa yakni Rubiyah memiliki andil melawan penjajah. Kisah Rubiyah dan Raden Mas Said merupakan cikal bakal berdirinya Istana Mangkunegaran," ungkap Bandoro Raden Ayu (BRAy) Atilah Soeryadjaya pencetus ide dan penulis naskah 'Mata Ati'.
Satu hal yang menyita perhatian penonton adalah bentuk panggung yang dibikin miring. Panggung buatan Jay Subyakto yang terbuat dari bahan metal dengan kemiringan 15 derajat. Panggung tersebut dilengkapi dengan electronic trap door berukuran 14x14x2,5 meter.
Dengan bentuk panggung seperti itu, formasi penari akan terlihat jelas dari berbagai sudut, bahkan bagi penonton yang duduk di deretan paling depan. Stamina penari pun tak bisa diremehkan. Mereka harus mengeluarkan ekstra energi untuk melakonkan pertunjukan dalam panggung yang didesain semacam ini. Pertunjukan ini melibatkan 78 orang penari dan pemain gamelan dari Institut Seni Indonesia, Surakarta, Jawa Tengah. (and)

Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati Matah Ati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Blog List

About

Recent Post

Recent Post

Link Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

Gabung Nyuk...!

5 ARTIKEL POPULER

Reader Community

Simple Me..

Foto Saya
wanita indonesia
sejak kecil aku pengen jadi dokter, tetapi setelah aku memiliki penyakit phobia sama darah jadi gagal seleksi deh, kasian deh bunda yaaa. kalau darah itu bisa diajak berantem udah bunda ajak duel di range tinju dehhhh :+/
Lihat profil lengkapku

About Administrator

Foto Saya
wanita indonesia
sejak kecil aku pengen jadi dokter, tetapi setelah aku memiliki penyakit phobia sama darah jadi gagal seleksi deh, kasian deh bunda yaaa. kalau darah itu bisa diajak berantem udah bunda ajak duel di range tinju dehhhh :+/
Lihat profil lengkapku

Search